Popular Post

Posted by : Farid Ali Syahbana 10 Jun 2012


TIM astronomi olimpiade Indonesia berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Astronomi Tingkat Asia – Pasifik (APAO) ke VI yang diselenggarakan di “Negeri di Awan” Tolikara, Papua, awal Desember ini.
Tim astronomi olimpiade Indonesia terdiri atas dua tim yakni tim nasional Indonesia dan tim Tolikara Papua berhasil meraih 1 medali emas, 2 medali perak, 7 medali perunggu. Selain itu, tim juga meraih predikat “best observational” dan “best host territory”.
“Dengan pencapaian inni, Indonesia berhasil mempertahankan perolehan medali dari tahun lalu. Bahkan, untuk observasi dan pengolahan data, tim berhasil menang mutlak dari peserta negara lainnya. Hal ini membuktikan astronomi Indonesia dianggap di Asia dan dunia,”kata Ichsan Ibrahim, team leader tim astronomi, dihubungi jurnas, Senin (5/12).
Selain Indonesia, negara peserta yang ikut berpartisipasi Rusia, Korea Selatan, Kazakhstan, Cambodia, China, Bangladesh, Nepal dan Kyrgyztan. Ichsan mengatakan, saingan terberat pada Korea Selatan dan China. Menurutnya, kedua tim tersebut, unggul dalam bidang teori. Namun, tim Indonesia berhasil membuktikan bahwa kekuatan observasi dan astronomi Indonesia masih jauh diatas negara lain.
“Sebelumnya kami tidak menargetkan apapun, tidak menyangka juga bisa dapat best observasi,”katanya.
Selama ini, tim astronomi Indonesia yang terdiri atas 15 siswa dilatih selama 3 minggu di observatory Boscha Bandung tepatnya di Pusat Pelatihan Ganesha Astromedia Institut Teknologi Bandung. Mereka dilatih pengetahuan tentang astronomi, latihan soal, serta review.
Pada acara Olimpiade, dihadiri pula oleh Gubernur Provinsi Papua, Bapak Barnabas Suebu, pejabat Bupati Tolikara Washington Turnip, Tokoh masyarakat John Tabo, ketua Surya Institute Yohannes Surya, Presiden APAO Michael Gavrilov, serta Chatif Kunjawa sebagai perwakilan APAO untuk Indonesia.
Potensi Astronomi di Indonesia Timur
sementara itu, peneliti fisika Matahari LAPAN, Gunawan Admiranto, mengatakan Indonesia bagian timur memiliki potensi untuk dijadikan pusat penelitian astronomi.
“Cuaca di sana bagus, tidak polusi dan mendung, selain itu datarannya tinggi sehingga semakin mempercerah kondisi langit untuk meneliti bintang-bintang,”katanya dihubungi oleh jurnas, Senin (5/12).
Ia melihat adanya kebutuhan yang mendesak untuk mendirikan pusat penelitian astronomi selain di observatori Boscha Bandung.
“Dulu, di Boscha, setelah didirikan observatori menjadi pusat penelitian ilmu pengetahuan. Seandainya dibuka juga d indonesia bagian timur, saya pikir akan memperkuat fondasi penelitian dan pengetahuan di Indonesia,”katanya.
Ia juga menilai saat ini potensi astronomi di Indonesia secara keseluruhan sudah bagus dan antusiasme mulai terbangun. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Olimpiade atau perlombaan sejenis APAO bisa terus digalakkan untuk menemukan bakat-bakat di bidang astronomi.
“Kerjasama antara swasta dan Pemerintah harus terus dipacu. Peran Surya Institute sebagai penyelenggara acara astronomi saya pikir sudah tepat. Sedang Pemerintah bisa mendukung dengan mendirikan lembaga penelitian pendidikan sains selain Boscha,”katanya.

Leave a Reply

Selamat Datang di Blog Sederhana saya :) Silakan kirimkan kritikan dan saran anda yang membangun bagi blog saya ini ke depannya.. Terima Kasih

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Copyright © Catatan Farid - alisyahbanaf - Powered by alisyahbanaf Blog -Design by Johanes Djoganand Design Editor by Farid Ali Syahbana